Kamu, Aku Bekerja.

Teruntuk kamu, yang sempat menjadi ‘kamu’ dalam diksiku. Selamat penghujung senja. Langit di sini mulai temaram, bagaimana di tempatmu? Sama? Aku menuliskan surat ini di tengah raguku sendiri. Mereka mengerumuni aku, meneriaki sampai akhirnya para akal sehat jengah frustasi. Belum lagi anak pertama kita, si rindu, merengek minta di pedulikan. Lalu bagaimana konsentrasiku bisa tertuju…