Kaku.

Sore menjadi senja. Semburat jingga merambah dalam lautan langit yang mulai temaram. Kita terpisah, rindu menginfeksi rongga-rongga dada yang semakin lama semakin menyesakkan. Berpuluh-puluh dinding bangunan membuat ragamu tak terlihat dalam visual mata milikku, jelas saja. Aku yang hanya bisa terduduk diam dalam kaku, menantimu, dalam nyata yang ku buat semu dengan sedemikian cara agar…